Mereka Bilang Kamu Harus Bisa


Masa kecil gue dihabiskan bermain layang-layang dan memancing. Maklum di Pekanbaru, kota masa kecil, gue punya rumah dengan kolam ikan dan lapangan yang cukup luas. Hampir tiap hari gue melakukan kegiatan-kegiatan seru ini sama sepupu-sepupu gue. Gue orangnya kalau udah suka sesuatu, bakalan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Nah ini yang pengen gue ceritain di tulisan ini. 

Untuk perkara bermain layang-layang dan memancing, gue udah gak diraguin lagi. Di kolam seluas 20 meter persegi yang ada di rumah, gue bisa nangkep 4 ikan gurameh besar dalam waktu tidak sampai 20 menit. Selain itu hobi gue waktu kecil salah satunya adalah basket dan hobi ini gue terusin sampai kuliah di semester awal. Ya pada akhirnya, gue hanya melakukan hal yang itu-itu saja selama kecil. 

Waktu kecil, gue gak pernah belajar berenang ataupun belajar gitar. Entah kenapa menurut gue itu hal-hal yang gakpapa kalau gak dipelajari. Sampai pernah waktu SMP, gue diajak renang sama sahabat-sahabat gue dan otomatis gue bilang gue gak bisa renang. Mereka ketawa dan ngomong bahwa "Hih, laki-laki kok gak bisa renang". Pernah ada momen juga ketika gue lagi kumpul-kumpul di kelas sewaktu istirahat dan ada gitar nganggur di pojok kelas. Temen-temen gue nyuruh gue buat main gitar agar suasananya lebih ramai dan menyenangkan. Lalu, gue bilang kalau gue gak bisa main alat musik dan lagi-lagi mereka ngomong kalau lelaki kok gak bisa main alat musik.

Gue bertanya-tanya apa yang salah dengan lelaki yang gak bisa berenang dan bermain alat musik. Menurut gue setiap orang ada hal yang bisa dia lakukan dan hal yang memang tidak bisa dia lakukan. Lantan kenapa semua itu harus diributkan? Tapi anehmya, gue selalu menemukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan berenang dan main alat musik. Gue selalu menyampaikan kalau gue gak bisa keduanya.

Seiring kedewasaan, gue mulai belajar gitar yang menurut gue lebih gampang. Setelah 4 bulan, gue bisa main gitar dengan bermain kunci-kunci dasar. Ya paling enggak gue bisalah main beberapa lagu dengan gitar. Di beberapa momen setelah itu, gue bisa nemenin temen-temen nongkrong dengan bermain gitar. Tapi khusus untuk berenang, gue tetep gak bisa. Gue sedikit parno dengan air yang dalam karena dulu pernah mencoba berenang tetapi kemudian sempat tenggelam. Beberapa ajakan temen-temen liburan di laut, snorkeling dan berenang gue tolak karena gue bingung harus ngapain di sana selain nyemplung di air. Pertanyaan yang mulai timbul adalah kenapa temen-temen gue, terutama yang cowok, semua bisa berenang.

Gue bisa berenang baru setahun terakhir. Hal yang membuat gue bisa berenang adalah ketika gue dapet voucher nginep di salah satu hotel keren di Jogja, dan kolam renangnya emang bagus banget. Yaudah gue iseng-iseng masuk air setelah sekian lama. Ternyata renang itu gampang! Gue mulai bisa mengambang dan mengayunkan lengan serta kaki dan seolah-olah seperti katak berenang. Belajar mengambil nafas memang sulit, tapi di beberapa kali kesempatan berenang, gue mulai bisa mengambil nafas dengan lancar. Well, bener kata orang kalau Practice makes perfect.

Yang mau gue tekankan di sini adalah bukan karena gue pamer kalau gue bisa main gitar dan berenang. Bukan juga untuk menjudge bahwa yang gak bisa bermain alat musik dan berenang itu bodoh. Ini semua cuma gambaran stigma dari masyarakat. Sebut saja ini adalah sebuah tuntutan sosial dari masyarakat tentang apa saja "keharusan" seorang lelaki. Masyarakat memang tidak membeda-bedakan seseorang dari kemampuannya bermain alat musik, tidak juga dari kemampuannya berenang. Entah kenapa kemudian tuntutan sosial ini ada. Tidak ada hukuman bagi yang tidak bisa melakukan kedua hal ini (atau mungkin lebih), tapi ada apresiasi sendiri bagi mereka yang bisa melakukan ini. 

Gue mengalami pengalaman di mana gue harus ikut lomba petualangan di Ternate, yang terkenal dengan keindahan lautnya. Bayangkan saja bagaimana perasaan lo ketika lo bisa masuk ke air dan melihat sendiri keindahan ekosistem lautnya. Ada kebanggaan sendiri, bukan? Ada sesuatu juga yang lo bisa ceritain ke dunia luar dibandingkan lo gak bisa berenang. Gue juga sempat mengalami ketika harus mencari dana untuk acara sosial dan yang terpikirkan di sana hanyalah mengamen di warung-warung laris di Jogja. Di situ tidak ada yang piawai bermain gitar untuk mengiringi lagu-lagu, dan kebetulan gue bisa membantu dan akhirnya ngamen tersebut berjalan dengan lancar. Tuntutan sosial bukan tentang apa yang akan masyarakat nilai pada diri lo, tapi ketika lo bisa menjawab tuntutan-tuntutan sosial ini hidup lo akan mendapatkan apresiasi lebih terutama dari diri lo sendiri. Tak cuma laki-laki yang mendapatkan tuntutan sosial ini, perempuan pun punya namun bisa jadi di hal yang berbeda. Selamat memenuhi tuntutan-tuntutan sosial tersebut! \o/



No comments:

Post a Comment