Being Stubborn


Gue itu orangnya keras kepala. Entah mungkin karena pengaruh zodiak gue yang capricorn ini atau emang terbentuk karena proses hidup. Selama hidup pasti semua orang akan mengalami beberapa proses yang akhirnya membentuk watak dan karakter seseorang. Gue lahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, yang terpaut umur tujuh setengah tahun dengan adik gue. Selama belum punya adik, gue merasa seperti anak tunggal. Mau minta apa pun gak ada saingannya, mau main apapun pasti menang sendiri. Semua agak berubah ketika adik gue lahir, perhatian orang tua jelas terbelah menjadi dua dan gue mau gak mau harus mengerti situasi ini. Selama sekolah gue termasuk anak anak yang selalu menempati ranking 8 besar. Prestasi ini membuat gue merasa pintar dan paling logis. Mungkin bawaan dari lahir juga, ada sedikit jiwa kepemimpinan yang gue miliki sehingga gue sering dipilih menjadi ketua kelas sampai OSIS. Hal ini membuat gue terbiasa memberi perintah dan saran.

Sewaktu kuliah, gue masuk komunikasi dan mengambil Unit Kegiatan Mahasiswa Debat Bahasa Inggris. Di situ gue ditempa untuk menjadi pribadi yang teguh dan bersikeras ketika meyakini pendapat terasa benar. Sampai beberapa saat kemudian gue diangkat menjadi ketua debat dari UKM Debat ini dan sempat memenangkan juara satu provinsi. Gue juga akhirnya membantu melatih anak-anak baru untuk belajar debat ini.

Proses-proses hidup ini menjadikan gue sedikit arogan dan mendebat apapun yang berlawanan dengan jalan pikiran gue. Selama menurut gue ada sesuatu yang logis, gue selalu memperjuangkan itu dan gak mau kalah banget. Keseringan debat ini membuat gue keras kepala. Gue selalu mikir bahwa suatu tindakan itu benar ketika dimenangkan oleh alasan logis. Keras kepala ini kemudian malah kemana-mana, ketika gue presentasi di kelas, sidang skripsi hingga di rumah dengan orang tua. Arogansi memang ternyata bisa membawa orang untuk berpikir dialah superior, sehingga mau gak mau akan menuntun orang tersebut ke sifat keras kepala. 

Beberapa proses hidup juga yang menyadarkan gue kalau debat dan keras kepala itu tidak selamanya baik dan pintar. Gue sempet terjatuh beberapa kali karena keras kepala gue, karena gue gak pernah dengerin saran orang lain dan mau ngerjain apa-apa sendiri. Proses hidup juga yang menyadarkan gue bahwa ada orang-orang yang gak bisa lo debat, seperti orang tua dan keluarga lo. Mungkin lo lebih pintar, tapi lo gak punya pengalaman hidup sama seperti orang lain yang memberi lo saran. 

Kita gak bisa nyalahin orang lain karena keras kepala. Pasti ada faktor-faktor yang menyebabkannya menjadi sangat bebal dan keras kepala. Menghadapi orang keras kepala itu emang susah setengah mati. Beberapa orang keras kepala malah susah kapok kalau mereka gak mengalami terjatuh sendiri. Di sini gue sadar bahwa debat itu bisa digunakan hanya di sedikit kesempatan. Sisanya, lo harus belajar tentang legowo. Tentang bagaimana saling menghargai pendapat orang lain. Tentang bagaimana hubungan harmonis dengan orang lain lebih penting daripada keinginan untuk menang sendiri.

No comments:

Post a Comment